Rabu, 30 Januari 2013

CHRISTMAS


Summary:
          Bulan desember, bulan yang begitu dingin, dimana semua tempat akan terlihat putih oleh butiran-butiran salju. Membuat orang-orang enggan keluar rumah, dan lebih memilih untuk bermalas-malasan di depan tungku perapian sambil menikmati segelas coklat panas . Namun pada bulan itu, ada hari bahagia bagi orang-orang yang merayakan. Sebut saja sebagai hari natal, dimana setiap rumah akan ada pohon cemara yang di hias dengan berbagai lampu kelap kalip dan macam-macam aksesoris. Tak lupa dengan kado natal untuk orang orang yang mereka sayangi. Canda dan tawa kebahagiaan akan terpancar dari setiap wajah orang-orang kristiani. Banyak yang  keluar pada malam ‘eve crhistmas’, baik dengan keluarga, teman maupun kakasih, mereka akan menghabiskan waktu untuk saling berbagi kebahagiaan dan menunjukan kasih saayang, sebuah kedamaian menuju hari-hari berikutnya yang lebih baik.
Pairing: IchiRuki
Disclaimer: bleach itu milik kubo tite, hitsu mah Cuma minjem pemainnya aja ,hitsu janji pasti hitsu kembalikan kok, kalau udah kelar ni fic.
Genre : romance, hurts dan sebagainya +gado gado
Rated: T
Oke, gak usah banyak cingcong lagi, *plak* lebih baik kita segera ke TKP …….*tu kan autor kumat* eh maksudnya…..cek….it……out………

~23 desember 20**~
          Di pagi yang dingin ini, kita akan menyoroti sebuah rumah yang tidak terlalu besar, juga tak terlalu kecil. Ya bisa di bilang ‘sederhana’, dengan sebuah taman kecil di depan rumah, namun terlihat asri dengan berbagai macam bunga hanayuki yang tumbuh dengan baik di tepi pagar  rumah. Kelihatanya sang pemilik sangat rajin dalam merawat taman kecil itu. Selanjutnya, saat kita masuk kedalam rumah. Maka kita akan melihat sebuah ruangan yang bersih, terdapat satu set meja kursi yang sederhana namun terlihat kuat, di ataas meja terdapat vas bunga yang berisi seikat bunga hanayuki, lalu di bagian pojok kanan ruangan terdapat lemari hias yang dalamnya berbagai barang  antic yang berbentuk hewan bertelinga panjang, walau lantainya hanya terbuat dari papan kayu namun terlihat rapi. Lalu kita akan masuk lebih dalam lagi, terdapat dua ruangan yang tertutup pasti itu adalah kamar. Setelah itu ada ruangan yang  terdapat beberapa alat elektronik seperti televisi, kipas angin  dan karpet sederhana yang di gelar di lantai, ini pasti ruang santai sang penghuni untuk menghabiskan waktu mereka bersama keluarga yang di sayanginya. Lalu ada sebuah ruangan yang berisi peralatan dapur  yang tersusun rapi, dan  di  sebelah tempat memasak itu ada sebuah meja dan tiga kursi, itu pasti tempat makan sang pemilik rumah., dari jumlah kursinya sih, mungkin ada tiga orang yang tinggal di rumah ini. Terakhir di samping dapur, terdapat kamarmandi yang terlihat bersih dan wangi, sang penghuni pasti sangat rajin dalam hal bersih-bersih.
~ichihitsu~
          Dari balik pintu yang bercat ungu, munculah seorang gadis yang cantik dengan rambut hitam sebahunya, juga warna iris mata violet yang memperanggun parasnya, kulitnya yang putih mulus  dan tubuh yang cukup mungil, kira-kira tingginya cuma 144cm. gadis itu sepertinya baru bangun tidur, terlihat rambutya yang sedikit acak acakan, juga matanya yang belum terbuka dengan sempurna. “huawwwwwwwww” gadis itu menguap dengan lebarnya dengan sedikit melakukan perenggangan lalu menuju pancuran air yang berada di depan rumahnya, “huh dingin” keluh gadis itu yang sadar bahwa dia hanya memakai piyama yang bergambar binatang bertelinga panjang. Benarkah gadis itu maniak binatang imut dan mengglikan itu. Setelah mencuci muka  gadis itu langsung masuk kedalam  rumah namun sebelum tubuhnya meghilang dari balik pintu, sekilas dia memandang bunga hanayuki yang bunganya sudah mulai mekar, memang sih bunga hanayuki  hanya akan mekar pada waktu musim dingin saja. “ayah, ibu, aku pasti akan berusaha untuk tetap bertahan, karena aku sayang kalian” guman gadis mungil itu lirih, bahkan orang yang berada di dekatnya pun nyaris tak dapat mendengar apa yang baru saja ia ucapkan.
~ichihitsu~
Saat ini pukul 08.30, terlihat  gadis dengan iris violet tengah tergesa-gesa menuju  halte bus yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya, maklumlah dia tinggal di sebuah desa yang tentunya jauh dari keramaian kota tokyo. Dengan nafas yang masih belum teratur, gadis itu duduk di bangku  haltedengan sesekali memandang jam tangan yang bertengger manis di lengan kirinya. Limabelas menit lagi dia akan terlambat masuk tempat kerjanya, mana atasannya yang begitu glak dengan  wajah sangarnya. Setelah hatinya was-was , munculah sebuah bus langganan yang berhenti di hadapannya, tampaknya di dalam sudah penuh oleh penumpang, namun bagaimana lagi, jika tidak naik bus ini dia pasti akan terlambat bekerja. Tampaknya hari ini dia harus rela berdiri sambil berdesak-desakan dengan penumpang lain. Tapi dia harus tetap bertahan, walau sesulit apapun kehidupanya, dia harus berjuang, itulah tekad yang selalu memberi motivasi pada dirinya. Tapi malang juga, di usianya yang masih belia, dia harus bekerja untuk bertahan hidup. Usianya yang masih tujuhbelas tahun, dimana remaja lain seusianya bisa menikmati hari-hari mereka di bangku sekolah, bercanda dengan teman dan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh remaja pada umumnya, hah untuk sekolah?, untuk makan setiap hari saja dia harus bekarja menjadi officegril di sebuah perusahaan yang cukup besar, dirinya harus membanting tulang setiap hari untuk mendapatkan uang. Terkadang dia merasa iri dengan  remaja seusianya, bisa memakai seragam dan pergi kesekolah bersama teman-teman dan belajar di dalam ruangan yang berjejer banyak bangku, ‘huh ku rasa itu hanya mimpi’ batin gadis mungil itu sesekali memperhatikan dua gadis pelajar SMA yang kebetulan berada di sebelahnya. Tanpa terasa, bus yang di tumpanginya sudah berhenti di depan halte dekat kantor dimana dia biasa bekerja. Kaki mungilnya melangkah turun dari bus setalah membayar pada kernet bus.
~ichihitsu~
“kuchiki, tolong bersihkan ruang  15 di lantai tiga, hari ini ruang itu akan dijadikan ruang rapat” perintah sang atasan. “baik riruka-sama”dengan pasti gadis mungil itu mangankuk dan menuju tempat yang di tunjuk sang atasan dengan membawa peralatan mengepel. Gadis mungil itu tapak kerepotan membawa alat mengepel itu dan….. ‘ BUUUKKK’ ah kesialan apa sih yang menimpa dirinya hari ini? Runtuk gadis itu dalam dirinya, dia menabrak seseorang ,. “maaf tuan saya tidak sengaja” gadis itu bangkit berdiri lalu berusaha meminta maaf  pada seseorang yang baru di tabraknya, berkali-kali gadis itu membungkukkan badannya dan wajahnya tertunduk, tidak berani memandang orang  itu, gadis mungil ini benar-benar takut jika orang ini marah, apalagi kalu sampai di adukan pada atasanya, pasti dia akan dipecat. “apa kau tak apa nona?” Tanya orang yang ia tabrak. Suaranya begitu lembut dan memiliki kharisma tersendiri, dengan perlahan gadis mungil itu mengankat kepalanya memendang orang di hadapannya. Wahhhhh apakah dia sedang bermimpi?, di hadapannya kini ada sorang yang lebih mirip malaikat, dengan rambut orangenya juga mata hazel  yang begitu indah,  dan kerutan di dahinya semaki membuatnya tampan, setelan jas  hitam yang rapi ditambah dasi yang bertengger manis di lehernya. Benar benar pria yang sempurna. “maaf nona! Apa kau tidak apa-apa?” Tanya orang itu sekali lagi dan mambuat gadis mungil itu bangun dari angannya “ah..i-iya aku tidak apa-apa, maaf saya tidak sengaja” jawabnya kikuk. “iya tidak apa-apa” “ta-tapi baju anda jadi basah terkena air untuk mengepel” “ah ini, bukan masalah besar kok” jawab pemuda tampan yang lembut itu. Tangan pemuda itu mengusap pelan kepala gadis yang dihadapannya, kelihatannya gadis ini merasa sangat bersalah, ah gadis polos ini kenapa memiliki iris mata yang indah, batin sang pemuda. “biar saya cucikan baju anda yang basah itu” tawar  sang gadis mungil dengan nada agak ragu “ah tak apa, aku bawa baju ganti kok” “ tapi saya takut”, pemuda itu semakin heran dan kerutan di dahinya semakin terlihat jelas, apasih yang gadis mungil ini takutkan  padahal dia juga tidak memarahinya,pemuda itu tak habis pikir “a-pa yang yang kau takutkan?” Tanya pemuda berambut orange itu yang ikut-ikutan kikuk. Gadis mungil itu menundukkan kepala “ saya takut juka anda melaporkan saya pada atasan saya, saya takut nanti kalau di pecat” jawab gadis itu jujur.pemuda itu sedikit Manahan tewanya melihat kepolosan sang officegril mungil itu, lalu muncul ide jahil yang melintas di otaknya. “ aku tidak akan melaporkan pada atasanmu tapi…. em baiklah, karena kau sudah membuat bajuku basah, aku akan menghukummu” gadis itu terbelalak. “anda ternyata ada di sini, saya mencari anda sejak tadi” seketika mereka menoleh kearah sumber suara, ternyata suara seorang pemuda berambut hitam, juga setelen jas yang melekat pada tubuhnya, tampak begitu serasi. “ uriyu-sama….” Gadis itu membungkuk  memberi hormat kepada pemuda berkacamata itu pemuda berkacamata itu menoleh sinkat lalu memandang pemuda berambut orange itu “maaf, presedir, apa ada masalah?” gadis itu semakin membelalakkan matanya, ‘ternyata dia tuan presedir…ini gawat, apa yang telah aku lakukan’ batin gadis itu, tubuhnya gemetar hebat. Hari ini dia telah membuat masalah besar, cepat atau lambat dia pasti akan segera kehilangan pekerjaan yang ia dapat dengan susah payah ini. “ah bukan masalah besar ishida, lalu apa yang membuatmu mencariku?” pemuda tampan yang ternyata adalah sang presedir itu mengalihkan perhatian ishida yang mulai curiga pada sang officegril mungil ini, entah mengapa sang presedir ingin melindungi gadis yang baru ia kenal beberapa menit lalu, bahkan gadis ini telah membuat basah jasnya. “semua sudah menunggu anda di ruang rapat kurosaki sama” “em baiklah, aku akan segera kesana, tapi tolong antarkan jas ganti ke ruanganku” “memang kenapa presedir?” “ah taka pa, cepat lakukan perintahku” sang presedir mengajak bawahannya itu pergi dari officegril mungil yang masih terpaku dengan apa yang baru dia dengar, agar sang bawahan bawelnya itu tidak terus-terusan menaruh curiga pada sang gadis, sebelum pergi sang presedir mengatakan sesuatu “kita selesaikan nanti, urusan kita” dan sang seng presedir benar-benar berlalu. Rukia masih terpaku, sebenarnya perasaanya apa ini, kenapa jantungnya derdebar tak karuan begini?, dan tanpa di sadari wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus. Rukia segera membereskan alat-alat pel dan segera pergi dari  tempat itu sebelum ada orang yang melihatnya dan menaruh curiga.

~24 desember 20**~
          Seperti biasa, rukia selalu berangkat pagi-pagi dan segera membersihkan seluruh ruangan kantor kurosaki company bersama rekan-rekanya sesama cleaning service. “kuchiki-san, nanti malam punya rencana pergi kemana?” Tanya seorang gadis berambut caramel “emm, tidak ada..” jawab rukia singkat dan tetap fokus pada pekerjaanya mengepel lantai, “kau ini bagaimana sih, nati kan eve chritsmast, masak gak ada rencana jalan-jalan?” “iya hime, aku tau tapi aku tidak mau menghambur-hamburkan uangku hanya untuk hal tak berguna” rukia menoleh pada gadis yang memiliki dada yang bisa dibilang aduhai. gadis yang kita ketahui namanya orihime inoue itu memanyunkan bibirnya lalu meneruskan pakerjaanya “dasar kuchiki-san,sekali-kali kau juga harus membahagiakan hidupmu sendiri, ya refresing gitu” sekali lagi rukia hanya tersenyum menanggapi ocehan sahabatnya “ bagaimana kalau nanti ikut denganku jalan-jalan bersama rangiku-san dan yang lainya” tawar orihime sekali lagi “ah tidak hime, aku mau istirahat saja” orihime menghela nafas “ tapi inikan natal kuchikiku sayang, seharusnya kau meluangkan…” “cukup hime-can, aku tidak mau memboroskan uangku, aku sedang hemat” dengan usil rukia mencolek orihime dengan air bekas pel-pelan tepat di hidung gadis berparas cantik dan seksi itu “ ah apa-apa sih kuchiki-san, ini kan kotor lihat wajahku jadi jelek kan” dan rukia Cuma tertawa melihat tingkah sahabatnya itu. Di saat dua sahabat ini tengah bercanda ria, tanpa di sadari bahwa mereka tengah di perhatikan sejak tadi oleh seseorang, yang tanpa disadari orang itu ikut tertawa. Merasa ada orang lain yang tak diundang ikut dalam pesta tawa kecil-kecilan mereka, kedua sahabat itu menoleh kearah sumber suara dan….. “tuan presedir?” dua sahabat itu langsung tampak bingung “ah, maaf tapi kelihatanya kalian berdua asyik sekali” “ma..maaf tuan presedir, kami hanya..” oriheme mulai menjelaskan, tapi ucapanya sudah di potong oleh sang presedir “aku tau, kalian lanjutkan aja” “kami akan membersihkan tempat ini tuan” sambung rukia yang masih menunduk dan sang presedir Cuma tersenyum dan berlalu. “kau lihat tadi kuchiki-san!, tadi itu presedir Betapa tampanya dia” setelah sang presedir barlalu, orihime tampak memuji-muji sang presedir laksana para fansgril yang baru saja bertemu dengan artis bintang hollywood. “dia, kurosaki ichigo-sama, presedir kurosaki company, seorang exsecutive muda yang tampan, ramah ,baik hati dan….” “suka menabung” sambung rukia yang sedikit jengkel dengan sikap sahabatnya yang menurutnya itu sangat berlebihan. “ah kuchiki-san, tapi menurut mu bagai mana?” Tanya orihime antusias “biasa saja” jawab rukia tak jujur dan sekali lagi orihime memanyunkan bibirnya dan mereka tertawa lagi.         
~ichihitsu~
 Saat istirahat makan siang, rukia tampak sibuk kesana kemari mengantarkan pesanan, membeli ini itu pesanan dari para karyawan kantor, mengantar kopi, dan kesibukan yang biasa di kerjakan oleh cleaning service. Tubuhnya yang mungil membuatnya lincah dalam melakukan pekerjaanya, dia tak merasa capek ataupun penat, karena dia melakukan semua pekerjaanya dengan senang hati dan selalu tampak ceria. Karena itulah banyak karyawan kantor yang menyukainya. “kuchiki, kau  di suruh ke ruangan presedir sakarang”  “eh, baik sena-sama” jawab rukia setalah memberikan pesanan salah satu pegawai kantor dan membungkuk kepada  seorang gadis barambut ungu yang di kuncir satu keatas. “etsss, tunggu dulu..” sena menghentikan langkah rukia yang sudah mau menuju ruang presedir “awas ya kalau kau mengoda presedir, kau akan berurusan dengan kami” ancam seorang gadis berambut hijau tosca dengan tatapan menghina, lalu di ikuti dengan anggukan para karyawan lainnya. “ayolah neliel, mana Mungkin presedir kurosaki mau dengan gadis jelek, rendahan dan tidak seksi ini, coba lihat, dadanya aja rata….” Sambung sena dengan penekanan pada kata ‘rata’ dan memandang rukia dangan remeh. Sedangkan rukia hanya membungkukkan badan, memberi hormat kepada para gadis-gadis yang sombong itu, lalu menuju ruang presedir. Sebenarnya rukia agak cemas saat tiba-tiba presedirnya memanggilnya ke ruanganya, lalu dia teringat akan kejadian kemari dan….kita tau sendiri apa yang terjadi kan.
“permisi kurosaki sama, saya kuchiki rukia” rukia gemetar saat mengetuk pintu ruangan sang presedir “ah kau, masuklah” suara dari dalam yang mempersilahkannya masuk, dalam hati rukia berkata ‘betapa indahnya suara presedir’. Dengan pelan rukia membuka pintu dan mulai masuk kedalam ruangan, tampaklah seorang pemuda dengan rambut nyentriknya tengah duduk di kursi kerja, dengan masih focus pada pejerjaan di depannya. “ selamat siang kuchiki, kau sudah datang rupanya” sapa pemuda itu dangan santai, tapi suaranya tetap terdengar berwibawa “selamat siang kurosaki-sama, ada apa anda memanggil saya?” Tanya rukia dengan nada sedikit bergetar “duduklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebentar saja”  jawab pemuda itu yang masih focus pada pekerjaanya, rukia sedikit bingung, lalu ekor matanya tertuju pada sebuah sofa yang berada di pojok ruangan yang dekat dengan jendela, dengan sedikit raku rukia melangkah menuju sofa itu dan duduk di sana sesuai dengan yang diperintahkan oleh sang presedir. Setelah beberapa menit ichigo menghampiri rukia yang mesih setia menunggunya di sofa “ maaf, menunggu lama kuchiki” “tak apa kurosaki-sama, lalu ada apa anda memanggil saya” tannya rukia dengan menundukkan kepala “ ah.. sebenarnya begini, langsung ke intinya saja, apakah nanti malam kau ada waktu?” seketika rukia mengangkat kepalanya, terkejut. “ maksud kurosaki-sama?” Tanya rukia tak mengerti “jadi begini…” lanjut ichigo “…maukah kau menemaniku nanti malam?” tannya ichigo sedikit serius, rukia semakin membelalakkan matanya “ aku yakin sekarang tuan sedang bercanda”  rukia memastikan tentang apa yang baru saja presedirnya katakan. “tidak kuchiki, aku serius, aku ingin kau menemaniku nanti malam pergi kepesta tunangan temanku, sekaligus merayakan natal bersama” jelas ichigo. Rukia hanya menundukkan kepala, tak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya “ah begitu ya, jadi kau tidak bisa..” putus ichigo sambil menggaruk garuk kapala belakangnya yang tidak gatal “bu..bukan begitu presedir, tapi apakah saya pantas menghadiri acara itu?”. Ichigo merangkum wajah rukia, memendang lurus, menyelami iris violet yang cantik milik rukia, dan rukia sedikit malu, dia yakin wajahnya kini pasti sudah memerah. “percayalah kuchiki, kau pantas hadir dalam acara itu” tukas ichigo meyakinkan rukia “ haah  aku yakin presedir pasti sedang bercanda…” rukia tertawa hambar “….saya ini kan hanya seorang officegril rendahan yang miskin, dan jelek. Saya takut jika nanti malah mempermalukan presedir di hadapan teman teman presedir” “jika sekali lagi kau bicara mengenai perbadaan status ekonomi atau jabatan ataupun kedudukan, aku bisa memecatmu kuchiki….” Ancam ichigo sedikit kesal karena gadis keras kepala di hadapannya ini tidak henti hentinya mengatakan perbedaan status social. “kau tau kuchiki, semua manusia pantas untuk hidup bahagia, begitu juga dengan dirimu. Dan status social bukanlah penghalangnya” rukia hanya menunduk akan penuturan ichigo, dalam hatinya dia begitu kagum dengan sikap bijaksana presedirnya itu. “ nah baiklah, nanti malam temui aku di taman karakura pukul 19.00. dan kau tidak bisa menolak. INI PERINTAH” ichigo memutuskan seenaknya tanpa persetujuan dari rukia “sakarang keluarlah dari ruanganku” perintah ichigo agak kesal, walau sebenarnya dia tidak Mungkin marah dengan gadis lembut nan polos di hadapannya ini, dia hanya sedikit menakuti rukia agar tak membicarakan perbedaan status social lagi. Rukia sedikit takut dan membungkukkan kepala memberi hormat kepada sang presedir lalu perlahan keluar dari ruangan presedirnya itu.
~ichihitsu~
Rukia tampak lesu ketika keluar dari rungan presedir, dia amat takut. Tapi kenapa dia malah takut?, bukankah dia seharusnya bahagia bisa menemani seng presedir untuk menghadiri sebuah pesta. Bukankah saat ini presedirnya juga masih lajang, bukankah ini adalah kesempatan bagus untukmu rukia, kau tau yang mengajakmu adalah seorang presedir kurosaki ichigo, pewaris kurosaki company, ayolah rukia kenapa kau malah jadi takut begini!. Tapi sayangnya rukia bukanlah gadis yang mata duitan, walau kehidupannya sulit. Tidak  seperti gadis-gsris kebanyakan, yang gila akan harta duniawi. dia bekerja asalkan bisa untuk bertahan hidup, itu sudah cukup baginya. Tapi dia hanya takut jika dia akanjatuh cinta pada sang presedir,pasti akan banyak yang akan memusuhinya nanti, apalagi para karyawan wanita seperti sena , neliel ataupun karyawan lainya, yang rukia tau mereka semua begitu menyukia presedir kurosaki ichigo.  Lagi pula dia hanya seorang gadis miskin mana mungkia seorang jutawan seperti kurosaki ichigo menyukainya, heheh rukia kau yakin pasti akan bener-benar di pecat oleh kurosaki-sama jika membicarakan status social lagi. “eh kuchiki, kau kenapa?, apa kau dimarahi oleh presedir?, apa yang terjadi padamu?,” setelah melihat rukia keliar dari ruangan presedir dengan wajah yang tak ada semangatnya sama sekali, langsung di serbu berbagai pertanyaan dari inoue yang kebetulan sedang mengantarkan sediah kopi untuk seorang karyawan. “ah tidak inoue, aku hanya dapat peringtan dari presedir kok” jawab rukia bohong “tapi kau taka pa kan?, presedir tak memecatmu kan? “ Tanya inoue sedikit khawatir “tidak kok, aku taka pa inoue” hibur rukia dengan senyum lembut seperti biasanya. “hahahaahahahaahhha” suara tewa mengejek dari para karyawan wanita, yang kita tau siapa saja mereka. Dan rukia hanya memutar bola matanya bosan. “dasar gadis tak tau diri” ejek neliel yang sanag asyik memainkan rambut hijau toscanya. “aku akin dia kena marah dari presedir, karena tadi aku dengar presedir sedikit membentanya” sambung sena, “cepat atau lambat pasti dia akan dipecat dari sini” lanjut neliel dan mereka tertawa di ikuti para karyawan lainya. Inoue sedikit kesal dengan para karyawan wanita itu, dia benar-benar ingin menyumpal mulut mereka dengan kain pel. “sidahlah inoue biarkan mereka” rukia mengajak inoue keluar dari ruangan itu. “tapi kuchiki apa kau tak marah di ejek seperti itu ha?” kata inoue setelah keluar dari ruang karyawan itu, “lupakan mereka saja inoue, lebih baik kita membersihkan lantai sepuluh, masih banyak pekerjaan yang masih menanti kita” jawab rukia santai, sedangkan inoue memenyunkan bibirnya lalu mereka tertawa bersama seperti biasa. “kau benar-benar gadis baik kuchiki”
~ichihitsu~
Sore pukul 17.30 rukia sampai di rumahnya, ketika ingin membuka gerbang pagar rumahnya, dia menemukan kejanggalan didepan pintunya , ternyata ada sebuah kotak  bewarna pink besar berhiaskan pita warna merah yang di buat sedemikian rupa, untuk menarik perhatian siapa saja yang melihatnya. Karena panasaran rukia segera mendekati kotak itu dan dia menemukan sepucuk kertas yang ada di atas kotak itu ‘pesan’ batin rukia dan segera mengambil kertas itu dan membacanya. “Ku harap kau memakai ini nanti”. Benar benar sangat singat, dan rukia segera tau siapa yang mengirim kotak ini, dan tersenyum. Tapi dia juga sedikit bingung kenapa dia bisa tau tempat tinggalnya. Rukia langsung membawa kotak itu kedalam rumahnya dan dia segara membersihkan diri.
~ichihitsu~
Pukul 19.15,Rukia tampak duduk sendirian di bangku taman karakura yang lumayan ramai, karena ini adalah eve chritsmast, dengan mengenakan dress putih tanpa lengan yang panjangnya 10cm di atas lutut dengan hiasan pita bewarna ungu di bagian pinggangnya, lalu dia menggunakan higheel dengan warna senada dengan warna matanya, rambut hitamnya di biarkan tererai begitu saja, tapi kesanya malah terlihat anggun. “kau sudah menungguku sejak tadi ya?” suara seseorang, membuat rukia menoleh kearah sumber suara itu, seorang pemuda menggunakan kemeja putih dengan setelan jas hitam yang begitu rapi, di tambah dasi yang melingkar manis dilehernya, warna rambut yang secerah mentari juga tubuh tinggi dan atlatis itu, satu kata yang dapat di katakana rukia ‘perfec’  “tu..tuan pre..sedir!” rukia kenapa kau jadi gagap begini ha! Runtuk rukia dalam hati “kau terlihat cantik mengenakan gaun itu, kalihatanya aku tidak salah memilih gaun itu, ukuranya juga pas kan? Asal kau tau ya aku memilih gaun itu sesuai dengan warna matamu” sebegitu detailkan presedir memperhatikanya “i..ya, terikasih presedir” wajah rukia tampak bersemu merah karena malu akan pujian presedirnya. “presedir memeng orang yang hebat, tapi bagaimana presedir bisa tau rumah saya?” Tanya rukia yang sudah bisa mengatur debaran jantungnya yang tadi berdetak dengan cepat, sekarang sudah kembali normal. “oh itu, aku seorang kurosaki! Kuchiki rukia, jadi jangan remehkan aku ya, dan lagi jangan panggil aku kurosaki-sama ataupun tuan presedir di saat seperti ini, dan aku boleh memenggilmu rukia kan?” “i..ya  boleh,kuro.. ah maksudku ichigo” “bagus, sekaramg ayo kita berangkat. Ichigo mengusap puncak kepala rukia dengan pelan dan gengajaknya untuk masuk kedalam mobil.
~ichihitsu~
Mungkin ini suatu mimpi atau hanya sebuah khayalan rukia saja, bayangkan saat ini dia berada disebuah tempat yang begitu mewah, sebuah taman yang disulap menjadi sebuah tempat seperti dalam cerita dongeng saja, lampu yang berkelap-kelip, macam-macam bunga yang mengiasi setiap sudut taman, berbagai hidangan makanan khas dari berbagai Negara, berbagai miniman milai dari berbagai juice sampai wine dan berbagai cake dan camilan lainnya. Tak lupa juga sebuah pohon natal yang super besar yang di pajang ditengah-tengah taman. Rukia yakin menjadi pemilik pesta ini adalah orang yang sangat kaya, sepadan dengan presedirnya. Walaupun ini adalah taman pribadi yang terletak dibelakang rumah si tuan rumah, tapi taman ini begitu luas, bahkan luasnya sebanding tengan taman karakura. “presedir kurosaki, kau datang juga rupanya” suara itu membuyarkan rukia dari lamunannya dan memendang sosok pria yang memakai tuxedo putih dengan dasi kupu-kupu yang bertengger manis di lehernya, rambut putih, denga iris mata bewarna hijau zamrud, tubuhnya juga tak terlalu tinggi, siapakah dia? Pikir rukia. “ah selamat ya toushirou, lalu dimana dia?” Tanya ichigo setelah berjabat tangan dengan pemuda bernama toushirou itu, “dia siapa?” Tanya pemuda itu bingung “memangnya malam ini kau bertunangan dengana siapa hah!” balas ichigo “oh, hinamori ya! Dia sedang bersama teman-temanya disana” pemuda itu menunjuk ke sebuah gerombolan gadis-gadis yang tengah berbincang-bincang ria. “oh ya, tumben kau tak sendiri! Siapa dia?” Tanya pemuda itu, dengan arah pangdangnya menuju kearah rukia yang sejak tadi terdiam di samping ichigo. “oh dia adalah..” belum sempat ichigo melanjutkan kata-katanya pemuda itu sudah memotong “ aku tau pasti kekasihmu kan, jadi kapan kalian akan menyusulku, kau tau kurosaki umurmu lebih tua dariku loh” baik ichigo maupun rukia  wajahnya sama-sama memerah. “ah bukakan begitu tousirou dia….” “ aku pergi dulu ya, kelihatanya hinamori mencariku, kalian bersanag-senang lah, dan nikmati pestanya.” Kata toushirou yang sudah cabut meninggalan ichigo dan rukia yang masih bermalu-malu ria di tempat (?).
~ichihitsu~
Jam tangan ichigo menunjukkan pukul 22.00, dan saat ini dia  masih bersama rukia, walaupun acara pestanya belum selesai, setelah acara utama ichigo sudah mengajak rukia pulang, dan di sinilah mereka berada, di tempat ice skating, walaupun sudah larut  malam dan udara semakin dingin tapi tempat ini masih begitu ramai, pohon natal yang di pajang di berbagai tempat, tadi di sepanjang perjalanan rukia juga melihat setiap toko, tempat makan, maupun caffe memajang pohon natal di depannya, tempat-tempat itu juga tampak ramai oleh pengunjung, anak-anak, remaja, orang dewasa. Bahkan sampai kakek-kekek, mereka juga tak sendiri ada yang bersama teman, keluarga, kekeasih, bahkan sampai tetangga, inikah yang dinamakan eve christmas? Batin rukia. “kuro, eh ichigo, kenapa kita di sini?” Tanya rukia bingung “menghabiskan malam natal” jawab ichigo singkat, arah pandangnya masih fokus pada orang-orang yang bermain ice skating. Merasa sedikit diacuhkan oleh ichigo, rukia hanya menunduk, dia merasa tubuhnya seperti membeku, “kau mau main itu?” Tanya ichigo kepada rukia, tapi tak ada jawaban, “rukia…” ichigo menoleh kearah rukia dan rukia hanya mengangkuk pelan. Dan mereka menuju tempat ice skating. Selama bermain rukia tampak bahagia bersama, mereka tertawa tanpa beban mengingat ini adalah eve chritsmast dan besok adalah hari natal, hari yang paling membahagiakan bagi umat yesus, tapi saat ini adalah saat paling membahagiakan bagi rukia. “kau tahu rukia,ini adalah kali pertamanya aku menghabiskan malam natal bersama seseorang” “maksud anda?” Tanya rukia sedikit bingung,lalu mereka duduk diseduah bangku kosong yang terletak ditepi ice skating “..sejak umurku 15 tahun aku mulai hidup mandiri, sejak kecil orang tuaku tak pernah mempedulikanku, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, tak pernah memelukku ataupun mengucapkan selamat natal padaku, Mungkin mereka hanya mengirimkan kado natal dan kartu ucapan padaku, tak pernah kami bertemu langsung. Selama ini aku dirawat dan dibesarkan oleh kakekku, walau aku hidup dengan harta yang melimpah tetap saja aku merasa kesepian, suatu ketika aku pernah menganggap bahwa aku adalah anak yang tak diinginkan oleh mereka, aku tau walau ini salah tapi aku sangant membenci mereka yang menelantarkanku, aku pun tak peduli dengan apa yang terjadi pada mereka sekarang..” ichigo bercerita panjang lebar tentang dirinya yang merasa kesepian, dan rukia hanya mendengarkan dengan setia “lalu orang tuan anda saat ini ada dimana?” Tanya rukia “mereka berada di amerika bersama kedua adik kembarku” jawab ichigo dengan wajah sedihnya “ jangan pernah membenci mereka, bagaimanapun anda masih lebih beruntung dibanding saya…” ichigo langsung menoleh kearah rukia yang sejak tadi menundukkan kepala “anda masih beruntung dibanding saya, saya hidup sendiri tanpa orang tua, kerena mereka meninggal dunia saat saya berumur 10 tahun, sejak saat itu saya harus bekerja membanting tulang untuk bertahan hidup, setelah lulus smp saya putuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk bekerja” lanjut rukia, ichigo merasa dirinya adalah pria paling lemah didunia, dia mengaku kalah dengan gadir mungil disampingnya ini, ternyata kehidupan gadis ini jauh lebih sulit dibanding kehidupanya, gadis ini juga terlihat lebih tegar dibanding dirinya, ‘kau benar-benar payah ichigo’ maki ichigo pada dirinya sendiri “..ini juga pertama kalinya saya dapat merasakan malam natal yang begitu indah” kata rukia jujur  “kau benar gadis yang hebat, aku rasa kita akan cocok” kata ichigo pelan sambil berdiri, walaupun samar tapi rukia dapat mendengar apa yang barusaja katakana “maksud anda?” tannya rukia memastikan “ah bukan apa-apa, ayo kita bermain lagi” “selamat natal ichigo” kata rukia pelan, ichigo tersenyum tanpa menoleh kearah rukia, dan mengucapkan “selamat natal juga rukia, aku harap kita berjodoh” kali ini suaranya amat pelan, sehingga rukia yang ada dibelakangnya tak dapat mendengar apapun. ichigo menarik rukia  untuk kembali bermain ice skating. Malam ini mereka habiskan dengan kebahagiaan yang tak ada duanya, melupakan sejenak beban yang ada dipundak mereka.   Saking asyiknya rukia tak memperhatikan di depannya dan al hasil dia menabrak pohon natal yang di pajang  di tangah-tengah tempat ice skating. Ichigo segera menolong rukia untuk berdiri “kau tak apa rukia?” Tanya ichigo sedikit khawatir “iya tak apa ichigo” jawab rukia membetuklan posisi berdirinya, wajahnya bersemu merah, entah Karena malu atau factor cuaca yang dingin, ya iyalah secara di tempat seperti ini, juga pada musim dingin yang suhunya mencapai -1◦c, ditambah lagi  rukia hanya mengenakan dress tanpa lengan. Saat rukia mau melangkah, dia terjatuh lagi, kelihatannya kaki mungilnya tak mampu monopang tubuhnya sendiri, namun dengan cekatan ichigo segera mengangkap rukia, “kau tak apa rukia?” Tanya ichigo sedikit khawatir, dia dapat merasakan bahwa suhu badan rukia mulai naik “kau demam” kata ichigo sambil meletakkan telapak tangannya pada dahi rukia, “ah..astagah aku lupa, kau hanya  memakai dress  tanpa lengan di cuaca seperti ini, apalagi di tempat seperti ini! Ah betapa bobohnya aku” runtuk ichigo menyalahkan dirinya atas kebodohan dirinya sendiri. Ichigo segera menyeret rukia menuju mobilnya “kenapa kau tak bilang padaku tadi ha?” Tanya ichigo kesal “saya hanya takut, jika saya menolak anda akan memecat saya, seperti yang anda katakana tadi siang” jawab rukia sambil menundukkan kepala. “ ah kau ini, sekarang kau demam, tapi bagaimanapun ini salahku, lebih baik kita ke apartementku yang berada di dekat sini sekarang” dan ichigo langsung tancap gas.
~ichihitsu~
Mulai malam ini dan seterusnya mereka akan bahagia, tak ada lagi rasa sedih maupun kesepian yang membebani mereka, menjalani hidup sesuai roda kehidupan berputar, hudup bahagia, salin berbagi satu sama lain, saling member dukungan, memberi semangat. Walau mereka adalah dua orang yang berbeda, tapi mereka tetap memiliki kesamaan, yang suatu hari nanti akan membawa mereka pada panggung sandiwara cinta yang abadi, dimana mereka adalah tokoh utama dalam drama itu, selamanya.

~OWARI~
Huh akhirnya selesai juga ni fic, asal kalian tau ini fic hitsu buat dengan penuh perjuangan, apalagi hitsu lagi ujian semester (bandel ya), alhasil hutsu remidi banyak matapelajaran*nangis- nangis geje di pojokan*. Nah untuk itu mohon maklum dengan typo, abal, geje, dan segala kekurangan yang ada pada fic ini. Berhubung ni fic terakhir hitsu sebelum hiatus lama, hitsu akan bermurah hati, akan menerima segala kritik, saran, caci makian, dan segalanya (asal jangan ngatain hitsu jelek)*di timpuk panci* biyar makin jelek *para readers tertawa nista, hitsu pundung di pojokan* kelihatannya pojokan itu tempat favoritnya ni author ya*  sekali lagi ni fic hitsu buat special natal, MERRY CHRITSMAST AND HAPPY NEW YEAR, dan jangan lupa REVIEW
Hontou ni Arigatou Gozaimasu buat kalian semua yg sudah
REVIEW ONEGAISHIMASU~! :D

Kamis, 08 Maret 2012

anima kekkaihi

Kekkaishi

2
Type : Manga
Author(s) : TANABE Yellow
Language : English
Contains : 35 Volume [Complete]
Status : [Complete]
Genre(s) : Action, Adventure, Comedy, Drama, Fantasy, Martial Arts, Romance, School Life, Shounen, Supernatural
Other title : Kekkaishi Ayakashi Hojinden
Manga info : Baka-update





Scan Group : Urakai Scans, Minna-scan, Joufu Scans, Franky House Scanlations, Mahou-x, Lazy Scanlations by Gin-Chan's Yorozuya, Spudcadet, A-Team
Related Series : -

Summary :
By night, junior high student Yoshimori Sumimura is a "kekkaishi"--a demon-hunter who specializes in creating magical barriers around his prey. By day, Yoshimori's got some other demons to battle: an addiction to sweets and a seriously crotchety grandfather! Yoshimori's pretty 16-year-old neighbor and childhood friend, Tokine Yukimura, is also a kekkaishi, but their families are feuding over who is the true practitioner of the art.

Winner of the 2007 Shogakukan Manga Award under the "Shonen category"

sumber:http://www.ganool.com/2012/02/kekkaishi.html

rukia kuchiki

Rukia Kuchiki



Rukia Kuchiki
朽木 ルキア
Rukia nuevo perfil.png
Información
Debut Manga Capítulo 1
Debut Anime Episodio 1
Seiyū Fumiko Orikasa
Dobladores Liliana Barba (HA), Belén Roca (ES)
Perfil
Cumpleaños 14 de Enero
Altura 1,44 m
Peso 33 kg
Género Femenino
Familia Hisana Kuchiki(Hermana) Byakuya Kuchiki(Hermano adoptivo)
Grupo Sanguíneo B
Raza Shinigami
Afiliación Sociedad de Almas, Decimotercera División
Ocupación Teniente de la Decimotercera División
Zanpakutō
Shikai Sode no Shirayuki
Bankai No alcanzado
Rukia Kuchiki (朽木 ルキア, Kuchiki Rukia) es la co-protagonista de Bleach y la desencadenante de la trama en torno a la que gira la serie, al conocer a Ichigo Kurosaki y transmitirle sus poderes de Shinigami. Con el tiempo, Rukia se ha convertido en el personaje Femenino más popular de la serie, así como el pilar en torno al cual gira la que es considerada la saga más brillante de Bleach, aquella que está ambientada en la Sociedad de Almas.Tambien tiene un hermano llama Byakuya Kuchiki capitán de la Sexta División y actualmente es la teniente de la Decimotercera División

Contenido

[mostrar]

Creación y ConcepciónEditar sección

Bleach fue concebida a partir del deseo de Tite Kubo de dibujar a un Shinigami vistiendo un kimono, lo que sirvió de base para el diseño de todos los Shinigamis de la serie. Debido a esto, Rukia fue uno de los primeros personajes de la serie en ser creados. Antes de decidir que todo Shinigami llevara una espada, Kubo
Aspecto de Rukia antes de la Saga del Agente Perdido
pensó que todos deberían usar pistolas mientras solamente Rukia portaba una guadaña. Sin embargo, esto fue cambiado mientras creaba el kimono para los Shinigamis. Kubo también mencionó que Rukia no se veía como un personaje protagónico, así que creó a Ichigo para ser el protagonista de la serie. El diseño inicial de Ichigo tenía el cabello negro como el de Rukia; Kubo luego modificó la apariencia de Ichigo para que hiciera contraste con la de ella, dándole cabello anaranjado y un aspecto amenazante como marca personal. En cuanto a su nombre, Kubo señaló que debido a que Rukia lucía como un Shinigami, su nombre debía sonar como el nombre de un Shinigami. Mientras decidía su apellido, Kubo consideró usar "Kuchiru" (朽ちる, lit. "decaer, pudrir”) porque sonaba como el apellido que un Shinigami tendría, y entonces decidió usar “Kuchiki” (朽木, lit. “madera podrida”). Él añadió que una vez escuchó algo que sonó como “Kuchiki Rukia” en la televisión japonesa y le gustó lo suficiente como para usarlo como nombre. El nombre “Rukia” fue concebido como resultado de que Kubo escuchara el nombre en el doblaje para América Latina de la serie Cosmos, y luego decidió que el nombre realmente se ajustaba a ella ya que la palabra española de la que su nombre se deriva significa “luz” y Kubo la ve como “un rayo de luz para Ichigo”. Después de diseñar la zanpakutō de Rukia, Kubo notó que esta le gustó mucho y la convirtió en la más hermosa zanpakutō de la serie. {C Cuando a Kubo se le pidió que hiciera una portada con un personaje femenino durante la Navidad, Kubo inicialmente pensó en utilizar a Rukia; pero luego cambió de opinión y utilizó a Inoue Orihime ya que pensó que Orihime era más adecuada para dicho papel. Sin embargo Kubo comentó que previamente había hecho una ilustración de Navidad con Rukia, y que recibió el pedido de varios fans queriendo ver la imagen. En contraste a esto, Kubo descubrió que a él le gustaban más las ilustraciones en las que el rostro de Rukia expresase dolor, como cuando iba a ser ejecutada en el manga.

Apariencia Editar sección

Con apenas 1,44 m de altura, Rukia es uno de los personajes de estatura más baja en la serie. De constitución menuda, tiene la piel pálida y el pelo de color negro y suave, cortado por encima de los h
Los diferentes peinados de Rukia
ombros y siempre dejando que caiga un mechón en medio de su frente, dandole un estilo paralelo al de su hermano adoptivo Byakuya. En los primeros capítulos del anime el color de sus ojos es de un color grisaceo, pero más tarde éstos adquieren una tonalidad entre un azul profundo y un violeta intenso. En la saga del Agente perdido, Rukia tiene el cabello más corto dejando caer su grueso mechón en frente.
Rukia y su nueva apariencia
Lo más normal es que Rukia vista con el uniforme propio de los Shinigamis, llamado Shihakushō, y compuesto por un shitagi blanco interior y kosode y hakama de color negro, ceñidos a la cintura mediante un sash blanco. Al contrario que la inmensa mayoría de los Shinigamis, Rukia no ha hecho ningun cambio en su vestimenta, aunque en la saga del shinigami perdido, lleva puesto unos mitones similares a los de Byakuya, solo que en el caso de Rukia, estos mitones le cubren casi la totalidad de los brazos. Además, también lleva atada en el brazo izquierdo, la banda que indica su posición como teniente de la decimotercera división. Cuando se encuentra en un gigai, ha demostrado tener cierta debilidad por los vestidos de Yuzu, la hermana pequeña de Ichigo, lo que le confiere un aspecto más juvenil si cabe. También ha sido una imagen muy frecuente, sobre todo durante los primeros capítulos, ver a Rukia vestida con el uniforme propio del Instituto de Karakura Town, compuesto de una chaqueta y una minifalda de color gris, una camisa blanca y un lazo rojo anudado al cuello. Curiosamente aparece en muchos videojuegos usando este atuendo.

Personalidad Editar sección

Al haber crecido en el Rukongai, la zona más pobre de la Sociedad de Almas, Rukia mantiene unas costumbres rudas y poco educadas al hablar con la gente. No obstante, también se percibe la influencia de la familia noble de los Kuchiki en su conducta fría, solitaria en la mayoría de las ocasiones y con buenos modales, así como en su tendencia a ocultar sus problemas personales a sus amigos más cercanos, pero ha demostrado que puede ayudar a sus amigos y siente un gran amor hacia su hermano. Aunque en su presentación le dice a Ichigo que tiene unas diez veces su edad, no está nada acostumbrada a la forma de vida del mundo de los vivos, debido a que la de la Sociedad de Almas es similar a la del Japón del siglo XVIII. Por ejemplo, en un principio ella se vio totalmente incapaz de beber zumo envasado al no saber cómo utilizar la pajita, y debe aprender a hablar en japonés moderno a partir de manga y novelas.
Al igual que a Ichigo, a Rukia la acosan intensos sentimientos de pérdida y culpabilidad por hechos que ocurrieron en el pasado. Además, es una persona que aparenta estar totalmente resignada a su destino, sea cual sea, si bien es cierto que existen algunos momentos en los que su determinación se resquebraja, como se vio al cruzarse con el capitán Ichimaru de camino a su ejecución. Rukia es una actriz consumada, capaz de sal
El estilo de dibujo de Rukia algunos dicen que ella es la reencarnacion de picasso
irse con la suya en un gran número de situaciones, ante la sorpresa de Ichigo, que parece ser el único que se da cuenta de la situación. Le gusta mucho dibujar, y por ello siempre que tiene que dar una explicación o contar algo recurre a dibujos. Un gag recurrente de la serie es precisamente la mala calidad de los dibujos de Rukia, parecidos a los de un niño pequeño (además de dibujar a todos los personajes como conejos o osos de peluche) y las constantes críticas al respecto que recibe por parte de Ichigo, por lo cual, Rukia siempre acaba golpeándolo en la cabeza.

Relaciones Editar sección

Rukia es una persona muy cerrada, a la que le cuesta mucho tiempo y esfuerzo llegar a hacer amigos. Su carácter rudo y a un mismo tiempo reservado hace que la mayoría de sus amistades sean masculinas, como son los casos de Renji, Kaien e Ichigo. No obstante, su estancia en el mundo de los vivos ha ayudado a que deposite más confianza en otras personas, entre las que destaca Orihime Inoue, con la que finalmente acaba trabando una buena amistad. Pese a ello, Rukia no es una Shinigami insociable, y es bastante conocida en el Seireitei. La división a la que pertenece, la 13ª, la tiene en muy alta estima, tanto es así que su Capitán, Jūshirō Ukitake, y los dos 3º Oficiales, Kiyone Kotetsu y Sentarō Kotsubaki, llegaron a arriesgar sus vidas y reputación tratando de liberarla cuando estaba a punto de ser ejecutada.
Otros personajes con los que Rukia ha interactuado mucho a lo largo de la historia, aunque de forma muy distinta, ha sido con Kon y los capitanes Ichimaru y Kuchiki. Kon siente auténtica adoración por Rukia (algo extraño, ya que él suele preferir a las mujeres de grandes pechos) desde que ella le salvó la vida, y siempre que puede trata de demostrarle su amor, con la consecuente respuesta violenta de la propia Shinigami. En lo que respecta a Ichimaru, mientras que Rukia confiesa sentir pánico hacia él y tratar de evitarlo en la medida de lo posible, éste parece disfrutar con la situación y divertirse poniéndola en situaciones límite que buscan destrozar su personalidad y estabilidad emocional.

Renji AbaraiEditar sección

A Rukia y Renji les unen estrechos lazos de amistad, ya que ambos se criaron en el mismo distrito del Rukongai y vivieron juntos hasta su ingreso en la Academia de Shinigamis. Sin embargo, al entrar Renji en una clase de nivel superior y ser Rukia poco después adoptada por los Kuchiki, su relación acabó por
Rukia y Renji en la academia shinigami
enfriarse, sin que pudiesen superar las barreras que se interponían entre ambos. Cuando Rukia es encarcelada, en su fuera interno Renji no deja de lamentarse de la situación de su amiga y de no haber estado junto a ella cuando lo necesitaba, abriendo los ojos tras su combate con Ichigo y jurándose a sí mismo liberar a Rukia. Para ello, Renji no duda en esforzarse al máximo y a hacer frente sin temor alguno al reto que siempre ha considerado como ejemplo de su propia superación: derrotar al Capitán Kuchiki. Una vez que logra ser rescatada, la vieja amistad de Rukia con Renji se recupera y se afianza aún más, apareciendo muy a menudo juntos y ayudándose mutuamente en sus posteriores intervenciones.

Kaien ShibaEditar sección

Tras verse separada de Renji y entrar a formar parte de la 13ª División, el principal referente

Kaien y Rukia
que encontró Rukia en aquellos años fue la figura de su Subcapitán, Kaien Shiba. La forma de ser de Kaien, tan parecida a la que después vería en Ichigo, hizo que de inmediato Rukia se volcase con él y desarrollase una gran admiración y lealtad, que le permitiría a un mismo tiempo llegar a hacerse un hueco dentro de la división y relacionarse con el resto de miembros. Kaien no sólo le dio seguridad en sí misma y un motivo para seguir adelante, sino que también fue un eficaz entrenador con el que Rukia aumentó su maestría en el combate y desarrolló nuevas habilidades. Desgraciadamente, la muerte de Kaien y las turbias circunstancias en la que ésta ocurrió marcaron profundamente a Rukia, quien arrastró durante años un destructivo sentimiento de culpabilidad al haber sido, indirectamente, la responsable de la muerte de la persona a la que tanto admiraban ella y la 13ª División en pleno.

Ichigo Kurosaki Editar sección

Desde el principio de la serie, Rukia demuestra una gran preocupación por Ichigo en los momentos en que se encuentra en peligro, y se ocupa también de intentar mantenerle al margen de los problemas. Además, no duda en enseñarle los rudimentos del trabajo de Shinigami y de darle su consejo y opinión siempre que son requeridos. Aun así, también hay varios momentos de discusión entre ambos, ya que ninguno de los dos quiere ceder jamás en sus razonamientos. Sea como fuere, existe una evidente compenetración entre Ichigo y Rukia, hasta llegar a tales extremos que el uno predice el comportamiento del otro.
La relación entre Ichigo y Rukia ha generado un movimiento en el fandom conocido como IchiRuki; aun así, Tite Kubo dejó más que claro que entre Ichigo y Rukia sólo existe un fuerte lazo de amistad. Curiosamente, el mismo Tite ha señalado en otra ocasión que la relación de Ichigo y Rukia es "más de amigos, menos que amantes".

Byakuya Kuchiki Editar sección

En memoria de su difunta esposa, Byakuya adoptó a Rukia como su hermana adoptiva en el seno de la familia Kuchiki, una de las cuatro grandes Casas Nobles de la Sociedad de Almas, pero ahí acabó su relación. El talante
Rukia y Byakuya haciendo muñecos de arena
distante y glacial de Byakuya evitó una relación verdaderamente familiar entre ambos, y en lugar de cariño fraternal Rukia sólo pudo sentir un profundo respeto y agradecimiento, no exento de cierta admiración y un poco de temor, llamando a su hermano siempre con el apelativo de nii-sama (señor hermano). Más tarde se revelaría que Byakuya, en ademán protector, presionó al Capitán Ukitake para que Rukia no ascendiese en la jerarquía de su división, aunque nunca hubiese demostrado sentimiento fraternal alguno hacia ella. Sólo al combatir con Ichigo acabaría por derribarse el muro de hielo, y a partir de entonces Byakuya se dará cuenta de su error y llegará a arriesgar su vida para salvar la de Rukia en numerosas ocasiones. Aunque el Capitán Kuchiki sigue manteniendo su mismo carácter reservado y poco dado a la afabilidad, se percibe que la admiración de la una y los deseos de protección del otro han ido incrementándose, y que la relación entre ambos ha mejorado ostensiblemente.tambien cuando rukia estab en el mundo de los humanos fue a buscarla con renji abarai porque habia pasado el tiempo que podia estar

Orihime Inoue Editar sección

Si bien es cierto que durante su estancia en el mundo de los vivos Rukia trabó amistad con buena parte de la clase de Ichigo, no será hasta su regreso (en la llamada Saga Arrancar del manga) que su
Orihime entrenando con Rukia
relación con Orihime adquiera una mayor profundidad. Conociendo los deseos de Orihime de resultar útil y no quedarse atrás, Rukia se ofrece a ayudarla y juntas entrenan en la Sociedad de Almas durante un mes entero. En este tiempo, además de mejorar ambas notablemente en sus respectivas disciplinas, surge entre ellas una estrecha unión de la que se hace eco el propio Capitán Ukitake, satisfecho de que por fin Rukia se haya abierto al mundo y haga más amistades. El hecho de que Orihime sea poco después secuestrada y llevada al Hueco Mundo no hace más que incrementar la empatía de Rukia hacia ella, ya que a raíz de su cautiverio en la Sociedad de Almas es la única que llega a comprender los sentimientos de Orihime en tan difíciles circunstancias.

Historia Editar sección

Rukia y su hermana mayor, Hisana, fueron llevadas juntas al distrito número 78 del Rukongai Sur una vez que
Hisana abandona a Rukia
murieron en el mundo de los vivos. Hisana abandonó a Rukia cuando aún era un bebé por no verse capaz de mantenerla, así que desde el principio tuvo que aprender a valerse por sí sola para subsistir en uno de los
Rukia salva a Renji y a sus amigos
lugares más peligrosos de la Sociedad de Almas. Con el tiempo, Rukia conoce a Renji Abarai y, junto a otros niños del lugar, trabajan y subsisten robando comida y trabajando en equipo. Ya en esta época Rukia y Renji muestran signos de poseer poder espiritual, por lo que desde un principio se abre un horizonte prometedor para ambos, al tener la posibilidad de ingresar en la Academia de Shinigamis. Sólo la muerte de todos sus amigos hace que finalmente ambos tomen la decisión de llegar a ser Shinigamis y acceder a una vida mejor, lejos de las penurias en las que se criaron. En la Academia, Renji es admitido en la clase de más nivel, algo que no logra Rukia, y a partir de ese momento sus caminos comienzan a tomar rumbos distintos. Muy poco tiempo después de que Rukia llegue a la Academia es
Rukia se despide de Renji
descubierta por Byakuya Kuchiki, jefe del prestigioso clan Kuchiki, quien ofrece adoptar a Rukia como su hermana, alegando el gran parecido que existía entre ella y su difunta esposa, que no era otra que Hisana (ocultando así su propósito de cumplir el deseo que le formuló Hisana en su lecho de muerte, arrepentida de haber abandonado a su hermana pequeña en el Rukongai). Al enterarse Renji de la visita de los Kuchiki, simuló felicidad y recomendó a la atribulada Rukia que aceptase la invitación. A causa de haber ocultado sus deseos de que Rukia no se alejase de él para siempre, Renji ve que su amiga, triste y reticente, acababa por seguir sus consejos y pasaba a formar parte de la familia Kuchiki. Dada su nueva condición de noble, Rukia es graduada instantáneamente en la Academia y entra en la 13ª División, aunque en un puesto de Shinigami raso (dada la influencia de Byakuya, que no quería que la enviasen a misiones peligrosas). El vacío que siente Rukia ante la falta de su amigo Renji y el escaso interés que recibe por parte de Byakuya es de inmediato llenado por el Subcapitán de la división, Kaien Shiba, con quien traba una profunda amistad. Rukia también siente una gran admiración, no exenta de sana envidia, por la esposa de Kaien y 3ª Oficial de la división, Miyako Shiba, y cuando ésta es asesinada por un Hollow, decide acompañar a Kaien y al Capitán Ukitake a
Kaien abraza a Rukia
cobrarse venganza. Las consecuencias de aquella fatídica noche acabarían por marcar un antes y un después en la vida de Rukia, ya que el Hollow al que perseguían acaba poseyendo a Kaien y, cuando se dispone a atacar a una aterrorizada Rukia, es empalado por la Zanpakutō de la Shinigami. Antes de morir en los brazos de su amiga, discípula y protegida, Kaien agradece a Rukia y Ukitake no haber intervenido en la pelea y haberle permitido mantener intacto su honor, pero esto no impide que ella se sienta culpable de su muerte y afecte profundamente a su forma de ser el trágico episodio.

Sinopsis Editar sección

Saga del Shinigami sustituto Editar sección


Rukia como estudiante de instituto
&nbsp
Rukia llega por primera vez a Karakura Town
La historia de la serie comienza cuando Rukia Kuchiki es enviada a la ciudad de Karakura, en el mundo de los vivos, para eliminar Hollows y enviar las almas a la Sociedad de Almas. Allí conoce a Ichigo Kurosaki, un estudiante capaz de ver los espíritus de los muertos, al interferir en el combate entre Rukia y un Hollow que ha atacado su casa. A consecuencia de esto, Rukia es gravemente herida y se ve forzada a transferir a Ichigo sus poderes de Shinigami para que pueda matar al Hollow y salvar sus vidas y las de su familia.
Rukia luego de ser herida por Fishbone D
Lo que no esperaba ella era que durante este hecho trascendental, que marcaría definitivamente sus vidas, Ichigo absorbiese más poder del previsto, y Rukia se debilita tanto que es incapaz de regresar a la Sociedad de Almas. Por ello, la Shinigami acepta un gigai temporal que le ofrece Kisuke Urahara hasta que recupere sus poderes, y comienza a vivir en el armario de Ichigo, enseñándole todos los entresijos del oficio de Shinigami, para que pueda sustituirla de forma temporal.
Transcurridos tres meses y una gran cantidad de aventuras en las que Ichigo y Rukia se enfrentan a numerosos enemigos y comienzan a conocerse de una forma más profunda tanto a ellos mismos como el

Rukia apartando el brazo de Ichigo
uno al otro, la Shinigami acaba por comprender que la situación no puede mantenerse por más tiempo, y que la Sociedad de Almas debe estar en su busca. Viendo que sus poderes de Shinigami no regresan, sino que incluso parecen debilitarse más a cada día que pasa, Rukia decide partir y abandonar a Ichigo y a las amistades que ha hecho, para evitar que todos se vean implicados en el caso. En medio de su huida Rukia se encuentra con Byakuya Kuchiki y Renji Abarai, que han sido enviados precisamente para detenerla y enviarla de regreso a la Sociedad de Almas. Aunque Ichigo llega a tiempo, no puede hacer frente a tales contrincantes y sólo puede ver, derrotado y con los poderes de Shinigami que Rukia le prestó totalmente perdidos, cómo su amiga regresa a su lugar de origen. Allí, Rukia es rápidamente juzgada por la Cámara de los 46 y condenada a muerte, acusada de haber dado poderes de Shinigami a un humano. Al ser avisado de estos hechos por Urahara, Ichigo se entrena duramente para convertirse él mismo en un Shinigami, y junto con sus compañeros Orihime Inoue, Uryū Ishida y Yasutora Sado parten a la Sociedad de Almas, guiados por Yoruichi Shihōin y con el firme propósito de rescatar a su amiga.

sumber:http://es.bleach.wikia.com/wiki/Rukia_Kuchiki

Captain Hitsugaya Tōshirō Captain Hitsugaya Tōshirō Birthday: 20 December Hair: White Eyes: Green Height: 4'4" (133cm) Weight: 62 lbs Tōshirō Hitsugaya typically wears the standard captain attire without any additional accessories. His most distinctive features are his spikey white hair and diminutive stature. Tōshirō is the only captain in the Gotei 13 that wears his sword on his back. But it maybe due to it's size being almost as tall as he is. Tōshirō is shown to be quite self conscious about his age and size and generally has a short temper when he perceives any insult regarding either subject. Otherwise he maintains a calm and dignified air, and keeps his cool in all manner of situations. He has earned the respect of his squad and is often the most pro-active captain when it comes to volunteering for duty. He has a soft spot for Hinamori, whom he has known since they were young in Rukongai and generally see's as a sister.



Captain Hitsugaya Tōshirō
Captain Hitsugaya Tōshirō
Birthday: 20 December
Hair: White
Eyes: Green
Height: 4'4" (133cm)
Weight: 62 lbs

Tōshirō Hitsugaya typically wears the standard captain attire without any additional accessories. His most distinctive features are his spikey white hair and diminutive stature.  Tōshirō is the only captain in the Gotei 13 that wears his sword on his back. But it maybe due to it's size being almost as tall as he is.

Tōshirō is shown to be quite self conscious about his age and size and generally has a short temper when he perceives any insult regarding either subject. Otherwise he maintains a calm and dignified air, and keeps his cool in all manner of situations. He has earned the respect of his squad and is often the most pro-active captain when it comes to volunteering for duty.

He has a soft spot for Hinamori, whom he has known since they were young in Rukongai and generally see's as a sister.


sumber:http://www.comicvine.com/toshiro-hitsugaya/29-46357/

anima

Bleach

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bleach (manga)
Bleach cover 01.jpg
Sampul manga Bleach jilid pertama (versi bahasa Jepang)
Genre Aksi, Shōnen, Supernatural
Manga
Pengarang Tite Kubo
Penerbit Bendera Jepang Shueisha
Demografi Shōnen
Anime
Sutradara Noriyuki Abecede
Studio Studio Pierrot
Jaringan Bendera Jepang TV Tokyo
Ditayangkan 5 Oktober 2004(masih berlanjut)
Jumlah episode 180 (16 Juli 2008)
Portal Anime dan Manga
Bleach (ブリーチ, Burīchi?, diromanisasikan sebagai BLEACH di Jepang) adalah serial manga yang dikarang oleh Tite Kubo (久保 帯人 Kubo Taito), mangaka dari Zombie Powder. Serial Bleach mulai diterbitkan sejak tahun 2001, dan semenjak penerbitannya, serial ini sudah diadaptasi menjadi sebuah serial anime, dua buah OVA (Original Video Animation), empat film layar lebar, dua musikal rock, dan beberapa judul permainan video. Kompilasi manga (Tankōbon) Bleach sudah terjual sebanyak 39 juta kopi di Jepang. Manga ini diserialkan dalam mingguan Shonen Jump.
Bleach bercerita tentang Ichigo Kurosaki, seorang pelajar SMA yang memiliki kemampuan untuk melihat roh, dan juga Rukia Kuchiki, seorang shinigami (dewa kematian) yang pada suatu hari bertemu dengan Ichigo sewaktu sedang memburu roh jahat yang disebut hollow. Pada saat Rukia bertarung melawan hollow tersebut, ia terluka dan oleh sebab itu ia tidak memiliki jalan lain selain memindahkan kekuatan shinigami-nya kepada Ichigo. Sejak saat inilah petualangan Ichigo dan Rukia dimulai.
Mereka berdua bertualang mencari dan melawan para hollow dan melaksanakan ritual konsou untuk para arwah gentayangan. Dengan ritual ini, para arwah gentayangan menerima pembersihan dan mereka dapat dikirim ke Soul Society (Masyarakat Roh). Bagian awal dari cerita ini difokuskan kepada karakter-karakter dan masa lalu mereka, dan bukan terfokus pada dunia pekerjaan shinigami. Seiring jalannya cerita, hal-hal seperti kehidupan shinigami di Soul Society mulai terungkap sedikit demi sedikit